Noon grins and gives hope full of promise. The weather that humans on the face of the earth really like. I was like that too, the brightness of the day was like extending my palm to the flickering of a campfire. So warm, so comfortable.
Another story: Rainy Season, Gray Clouds, Early December in Cilegon
However, unexpectedly, also not asked for. A glimpse of black began to decorate the white sky that was so coveted. The breeze can be felt on the shoulders and head. People's faces looked anxious and raised their heads. Oh, the wheel times are turning too fast.
The black began to invite its friends to gather as if to tell that something was coming. One by one, humans began to be instigated by it. These weak creatures are helpless to the existing reality.
Read also Rain and Melting Ice
The wind began to blow, pushing the languid green leaves. Scattered, flying, road dust began to sting the noses of people walking.
The traders looked resigned as the sky began to shed tears. Whether it's tears of joy, whether it's sadness, only God knows.
The falling water is getting countless. Light exploded somewhere, coloring the dark afternoon. Depicting a moment in the increasingly dark sky.
19 Comments
Saya tuh suka banget suasana hujan, bau tanah yang basah ,asal bukan hujan angin aja hehe.
ReplyDeletekalo anginnya gede emang serem sih
DeleteMasyaAlloh puitis betul susunan katanya.. aku kalau baca tulisan yang indah penuh metafora rasanya pengen bikin cerpen dah hahahha...sayang dah ga bisa nyerpen lagi wkwkwk
ReplyDeletemakasih banyak buat apresiasinya mbak,
Deletekalo bikin cerpen, foto selfienya disimpen dulu ya mbak ðŸ¤
Ya Kadang rasanya pengen bisa menulis yang beneran bagus kayak teman teman kadang aku pengen sinau lagi gimana cara menulis puisi atau fiksi yang bagus, jadi keingetan pelajaran Bahasa Indonesia jaman seolah hahh, jadi kayak latihan nulis novel novel gitu, sayang aja waktunya yang ga memungkinkan..jadinya lebih sering baca buku...dan impian nulis novel ga terlanjutkan wkwkwk...
Deleteealah kok salah ngetik...jaman sekolah maksudku...wkwk
DeleteKalo musim kemarau sih hujan bawa suka cita karena ditunggu. Tapi kalo musim hujan ya cemas, mau berangkat kerja malah kehujanan.
ReplyDeletejadi dilema yah
DeleteIya dilema, apalagi kalo hujannya kegedean dan akhirnya banjir.😂
DeleteSaya palimg suka waktu hujan..sebab sejuk dan dikatakan hujan rahmat...rezeki dari langit untuk makhluk di bumi
ReplyDeletesependapat
Deletejika musim hujan saya juga sedikit cemas, antara senang dan cemas
ReplyDeleteapalagi pedagang, resah jika dangannya tak laku
Dulu, wkt usiaku msh anak2.. aku paling suka hujan... tp entah knp di usiaku yg skrg.. sepertinya gak terlalu bersahabat dgn hujan. Keujanan sedikit lngsung pilek.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHujan bs memberikan byk nuansa yg berbeda bagi setiap org
ReplyDeleteHujan rasanya kadang ngangenin seperti waktu kecil dulu, kalo sekarang malah cemas jemuran belum kering.😅
ReplyDeleteMusim hujan itu romantis sebetulnya, kalau dijadikan puisi dan cerita selalu ada saja, setidaknya dibanding musim kemarau. Tulisannya baguuus...
ReplyDeleteBagus lho tulisannya, aku suka :)
ReplyDeleteBelum ada postingan baru nih kang Dibyo.
ReplyDelete