Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

The Prestige of Using Coins

Coins
MONEY REGARDLESS of its value is very valuable. Regardless of the shape, coin or paper, money is still money. One million rupiahs will not be a million even though it is only 100 rupiah less. Like the exact sciences, mathematics, the value of money cannot lie.

But unfortunately, the rupiah exchange rate has not moved. The Indonesian currency has continued to fall, although for a time it was stagnant. This situation makes low-value money seem worthless. Slowly the price of goods continued to rise, then money with small value was lost in time.

When I was in elementary school, I could still buy candy for 50 rupiahs. I still see 25 rupiahs even though people rarely use it. However, as time went on, entering high school, the 100 rupiah bill was rarely seen. Most people are lazy to make transactions using coins. Rupiah coins start from 1000 rupiah downwards.

Entering the present era, although not all of them, many people are ashamed to buy something using coins. In fact, some sellers did not want to accept small coins. They argued that other buyers did not want to accept coins for change.

I think they need to be reminded that without 100 rupiah, a million would not be formed. This phenomenon is unfortunate that many are carried away with prestige and forget the value of money itself.

Post a Comment

32 Comments

  1. Sebel sama orang yang ga mau terima uang koin. Padahal masih uang resmi negara kita ya. Aneh bener malah marah gitu. Padahal dari yang kecil dikumpulin bisa beli barang2 besar dan berharga ya.

    ReplyDelete
  2. kisahnya mirip kisah tetangga sebelah yang jualan gak mau nerima uang 100 koin karena alasannya sudah tidak laku lagi. sehingga mendingan kita disuruh ngutang daripada bayar. aya aya wae

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya ada juga yang kayak gitu, diutangin yang receh receh lama lama menggunung

      Delete
  3. Pernah ngalamin yang namanya dijawab rada sinis saat aku membayar pakai uang koin di satu warung.
    Katanya, 'dapat dari mana ini koin, mas ?'.

    Ngga kujawab.
    Males ngeladeni.
    Setelah itu, bye ngga pernah ke warung itu lagi.

    ReplyDelete
  4. Disini koin dibawah 500 tak ada nilainya
    Pedagang tak mau menerimanya
    Membuat saya bingung,

    ReplyDelete
  5. kalau saya jangkan 100 rupiah, 1 rupiahpun akan saya ambil, bukan berarti pelit aatau sok hemat, tapi bagaimana cara kita menghargai uang dan rezeki

    ReplyDelete
  6. Benar juga ne, satu juta tidak akan disebut satu juta jika tidak ada satu rupiah sekalipun, namun sayang satu rupiah selalu diabaikan. Ini mengingatkan saya pada suatu masa, ya saat itu kalau tanggal tua mulai de dari kamar ke kamar kumpulin koin adu perjalanan hidup se, terima kasih mas Intan artikel ini sangat menginspirasi saya tentang makna sebuah nilai. Terima kasih. salam dan tetap semangat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, saya juga suka ngumpulin uang receh buat dikumpulin buat tanggal tua :)

      Delete
    2. hehehe nasib kita orang receh hehehe,semangat mas Intan...

      Delete
  7. Iya, jadi ingat waktu masih sekolah dulu. Dengan uang saku yang receh, aku masih bisa jajan macam-macam. Bahkan aku ingat dulu ada jajan mie kering yang harganya cuma 25 rupiah doang. Beli 100 rupiah dapet empat bungkus.😂

    Tapi sekarang uang receh jadi seperti gak ada harganya. Padahal sungguh, sereceh apapun duit itu tetap bisa digunakan untuk transaksi jual-beli. Aku paling gak suka kalau beli sesuatu ke mini market, terus kasirnya kasih kembalian permen 😤. Aku lebih suka dikasih uang receh daripada permen. Seperti halnya mereka yang menolak kalau ada pelanggannya yang beli barang dibayar pake permen.😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk bayar pake permen, masi mending dikasi permen, ini ada yg suruh disedekahin

      Delete
    2. Waaah tahun berapa tuh mbak? 😅

      Delete
  8. Iyaa betul mas tanpa Rp100 nggak bakal jadi nominal sejuta..😊😊

    Malah mirisnya lagi 2000 juga banyak yang anggap remeh sekarang..😊

    ReplyDelete
  9. Temen aku lohh kalau punya uang 500 pasti di buang... Yahh aku pungut aaja.. buat celengan atau sumbangin ke siapa gtu... Sekecil apapun uangnya, tetap diluar sana masih banyak orang yang membutuhkan. Jadi jangan anggap sepele. Ada duit seratus masukin ke botol nnti kalau sudh terkumpul bisa dikasihkan ke orang yang lebih butuh... ya kan???

    ReplyDelete
  10. Dulu waktu aku kecil juga jajannya sekitar 25 atau 50, kalo jajan 100 udah kenyang.

    Tapi uang logam 100 yang tebal harganya mahal lho, sekarang pasarannya 50 ribu sampai 200 ribu tergantung kondisi uangnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah ko bisa mahal gitu si mas, jadi barang antik?

      Delete
    2. Iya, memang jadi barang antik, teman saya pernah beli uang logam 100 yang tebal harganya 75 ribu, beli 2 jadinya 150 ribu, entah buat apa.

      Delete
    3. kalo dipikir sih memang sudah jarang terlihat, wajar jd barang antik

      Delete
  11. saya baca ini jadi mikir kepada diri sendiri. Rasanya saya juga pernah enggan untuk berbelanja menggunakan koin. alasannya ribet dan tidak praktis. Tapi ada benarnya, sekecil apapun itu, uang koin pun juga uang. Yang seratus juta pun tak akan terbentuk jika tidak ada si koin tersebut.

    ReplyDelete
  12. Waktu msh kerja di bank, kami selaku seneng kalo nasabah kasih koin. Kenapa, Krn itu bergunaaaa bgt utk bayar kembalian nasabah yg setorannya pake uang lebih besar drpd jumlah yg disetor. Kalo bank ga mungkin ksh permen kembalian :p. Bisa dikomplain masa bank ga bisa nyediain koin kembalian. Padahal sbnrnya kalo ada denom suatu uang sedang tipis stoknya, ya bank itu hrs cari dari bank partnernya , dan itu blm tentu dikasih juga :D. Apalagi kalo mesennya dikit. Mesen banyak ga mungkin juga, Krn ada limit dalam penyimpanan uang. Palingan pesen rame2 dengan cabang lain. Ribet intinya. Jadi koin, sangat kami hargai dulu.

    Inflasi sih yaa, susah kalo bicara itu :D. Makanya dari dulu, apalagi sjk kerja di bank, aku ga pgn saving uang terlalu banyak di rekening. Secukupnya aja, utk hidup. Sisanya, taro di emas batangan ato emas digital :D. LBH aman, dan ga kena inflasi. Naik haji dulu biayanya 99 gr. Zaman skr pun, biayanya ttp 99 gr :). Makanya aku utk asset heaven aku LBH percaya emas batangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mba fanny, komentarnya sangat bermanfaat sekali terutama soal nabung emas, cukup menarik

      Delete
  13. koin juga uang..aku ngga kisah dalam bentuk apa..

    di Malaysia ada 4 koins - 5, 10, 20, 50 cents..dulu ada 1 ringgit dalam bentuk koin, now no more...saya simpan satu, untuk buat kenangan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kurs ringgit to usd saat ini lebih baik daripada rupiah.. so that's way still much money in coins.

      Delete
  14. So i am waiting for redenomination of rupiah. Mudah-mudahan lancar, bukannya batal. Mungkin setelah redenominasi, uang koin (sen) akan kembali punya arti. Btw, saya termasuk pengumpul receh. Pengalaman selama ini, Indoapril sama tetangga sebelahnya nggak masalah kalau saya bayar pakai koin. Mungkin mereka merasa terbantu drpd harus "nodong" konsumen untuk donasi hihihi. Dan setelah mengerti bahwa kita bisa invest emas mulai Rp 100 perak, saya jadi makin "setiti" dengan recehan koin ^-^

    http://www.daily-wife.com/2020/10/menabung-emas-mulai-rp-100-bisa-banget.html#more

    maaaaaf kasih tautan. just to share. boleh dihapus bila mengganggu

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasi udah mampir, yups rakyat Indonesia menantikan denominasi tersebut

      kalo link mati ga masalah, asal jangan linm hidup :)

      Delete